Rabu, 25 Maret 2009

seperti biasa

Aku melihat mobilnya berhenti di lampu stopan pada jam 5.50 , Selasa sore. Dengan rambutnya yg terurai membelai sisi-sisi wajahnya. Dia duduk tegap dan wajahnya mengarah ke jendela, menatap sisi jalandengan mimic yang sayu, seakan – akan ada yang mengecewakannya. Seperti biasa…

Kadang – kadang dia akan mengikat rambutnya dengan berantakan ke bagian belakang agak keatas. Sehingga aku dapat melihat headsetnya. Pernah juga suatu waktu aku melihat rambutnya yang masih basah, mungkin ia terburu – buru sehingga tidak ada waktu untuk mengeringkannya. Yang paling aku suka adalah saat dia pergi lebih cepat. Sekitar pukul 5.30 dia sudah ada di stopan ini. Karena dia akan melantunkan lagu yang sedang dia dengar di headsetnya seperti bicara sendiri. Dan bila aku beruntung , dia akan bernyanyi sambil sedikit mengayunkan pundak dan kepalanya.

Aku tetap di sini, selalu di sini. Hujan ataupun terik, aku tetap di sini diwaktu yang sama dengan skateboardku, tidak pernah lupa untuk mengamatinya setiap kali dia melewati sisi jalan ini.

Beberapa waktu dia akan melihat kearahku sambil memiringkan kepalanya. Mungkin dia mulai mengenali wajahku,mungkin. Dengan rambut yang sedikit berantakan, menggemaskan.

Hari ini mobilnya kembali berhenti di stopan. Namun dia tidak duduk di posisi biasanya, dia duduk di bagian sebelah kiri namun masih menghadap kearahku. Sepertinya dia mengangkat kakinya ke kursi sehingga dia bisa mengarahkan seluruh badannya ke pesisi itu. Ada guratan damai yang tidak pernah aku dapati sebelumnya dari mimic wajahnya, biasanya dia terlihat sangat lelah dan sepertinya ada ribuan masalah yang harus dia selesaikan saat itu juga. Hari ini, dia tertidur dengan helai rambut yang menyapu wajahnya. Dan seperti biasanya… dia cantik sekali…