Selasa, 27 Januari 2009

sanur


-->
Di Sanur..
Sepertinya aku harus menunggumu di sini,ya kan? Suasananya tidak sama seperti yang aku bayangkan,tapi setidaknya aku tahu sebentar lagi ada kamu. Itu yang selalu aku jadikan alasan. Kepercayaanku kepadamu yang sangat dalam. Butuh oksigen yang cukup banyak dalam satu tarikan napas untuk kembali menoleh dan melihat kekosongan. Kamu belum datang.
.
.
.
Mataharinya mulai terbenam. Tadinya aku membayangkan akan menikmati anugerah ini bersamamu..
.
.
Aku masih disini,mati rasa akan angin malam serta pasir. Tega benar.
Ini kamu. Ini memang kamu yang aku tahu. Berubah – ubah. Se-enaknya saja. Kamu tahu aku tidak akan pergi, aku akan tetap menunggu setelat apapun kamu. Aku selalu tersenyum semarah apapun kamu. Selalu berusaha tenang dan akhiri ketegangan yang kamu mulai. Kamu merasa sangat nyaman bersamaku. Aku membuatmu merasa nyaman bersamaku.

Bintang – bintang mulai menemaniku. Aku tidak bosan .. aku mulai merindukanmu, sangaaaat merindukanmu. Ini rencana kita, sejak 3 bulan yang lalu. Bertemu disini , tinggalkan semua. Di tempat ini, berdua.

Ada rasa itu, datang dari angin di punggungku. Aku bisa mencium wangimu. Wangi akhir minggu. Wangi Jum’at sore dirumahku. Wangi lemari dari T-shirt kesukaanmu. Butuh kurang dari 3 detik untuk aku mengenalinya walaupun wangi laut tak kalah menyengat. Aku berputar ke belakang ,menekan mulutku rapat – rapat hingga aku merasakan bentuk kecewa di bibirku, lalu tersenyum manis.

“Hey sayang.” Kamu menyapaku dan memeluku. “What took you so long,dear?” aku mengeluh sambil melemaskan kakiku hingga kamu dapat menahan pinggangku dan mengangkatku “I got lost ,dear.. it’s quite confusing here” alasanmu sambil menaruhku di pasir yang mulai aku kenali. Kamu duduk disebelahku dan menolehkan daguku, mengecup bibirku. Dasar lelaki bodoh,. Aku kedinginan disini , bukan ingin dibuai dengan bibir manis. Aku mau dipeluk ! Aku cukup muak menunggu disini. Sudah tidak mood untuk romantisme. Aku tidak pernah membuat keributan, itu tugasmu. Aku tahu kamu mencintaiku, sangat mencintaiku dengan caramu sendiri. Itu yang selalu membuatku bertahan , yang membuatku selalu percaya padamu.

Aku dan kamu cukup jauh dari jalan kota. Tidak terlalu terang di bagian pantai sebelah sini. Hanya cahaya bulan yang tidak tampak wajahnya menyapu kulitmu. Kita bercanda dan kamu menciumi leherku. Sepertinya tidak akan ada yang terganggu. Ini milik kita. Hal – hal yang tidak akan aku bagi dengan siapapun. Hanya akan aku kenang dan jadi cerita untuk kita berdua.

Aku mencintaimu..

Tidak ada maksud yang lain.

Tiba – tiba kamu berdiri, berlari menuju ombak yang berderu. Berhenti tepat dimana ombak menarik dirinya kembali ke laut. Kamu mengepalkan kedua tanganmu di sisi tubuhmu. Kamu meneriakan namaku.

Ah! Hal bodoh apalagi ini? Ini tengah malam di pantai yang sepi. Apa yang kamu coba sampaikan sebenarnya? Bahwa aku pacaran dengan orang rese yang hampir gila? Kamu tidak berhenti berteriak, sampai aku harus lari mengejarmu dan mendorongmu dengan tubuhku.

“kamu kenapa sih?! Mabok ya?” tanyaku dengan nada rungsing.

“Tysa!” bentaknya sambil meremas pundakku. “kamu adalah hal yang paling indah yang aku miliki. Aku gak tahu gimana cara bikin kamu ngerti, cara bikin kamu tahu. Gak ada yang bisa aku minta lebih di dunia ini selain kamu. Aku gatau kalau gak ada kamu! Aku bergantung sama kamu. Aku gak bisa ngendaliin diri aku kalau gak ada kamu. Aku tahu kamu pasti capek ngikutin aku. Tapi gak ada yang bisa ngelakuin itu lebih baik dari kamu, sayang!” ucapmu dengan tergesa – gesa, sepertinya sebentar lagi bom itu akan meledak disini dan hari esok tak akan pernah datang . “aku tahu kamu capek sama aku sayang ! aku tahu! Tapi please.. my sweets. Don’t go! Don’t give up on me. Cuman kamu yang bisa buat aku ngelewatin semua ini dan masih bisa bertahan. Cuman kam..”

“stop it !!” aku menyelamu sambil menahan bibirmu dengan jemariku. “Love..” kita diam sejenak terbuai suara deruan ombak yang menyentuh telapak kaki kita membuat pasir – pasir itu menempel di sandal jepit kita. “never ! not a second ..” aku melanjutkan.”in my life, I thought of giving up on you. Dari semua yang udah aku lakuin, yang udah kita lewatin, gak ada satu hal pun yang membuat aku berpikir untuk ngelepasin kamu..” tanganku membelai pipimu yang begitu panas di malam sedingin ini. Aku kedinginan, kamu bisa melihatnya dari kulit tanganku yang menggigil. Kamu memeluku dan tanganku mencari celah dari kausmu menuju ke punggungmu yang tak kentara hangatnya. Aku bersumpah tak akan melepaskan ini.

“aku mencintaimu , dan selalu akan mencintaimu apapun adanya.” Gumamku di dadamu. Ini terlalu larut, perasaannya dan waktunya. Tapi ini yang jarang terjadi. Ini yang biasanya aku harapkan di hari – hari biasa kita. Sebaiknya aku tidak menyia – nyiakannya.

Kamu yang sedang sadar diri. Kamu yang sedang ingat tidak ingin kehilanganku. Kamu yang menginginkan aku lebih dari biasanya. Kamu yang kalut tidak tahu bagaimana harus memulai malam ini.

Mungkin sebaiknya kamu katakan ‘ selamat ulang tahun, sayang ‘

5 komentar:

  1. wonderful story!!!!
    ayo bikin lagi doong..

    BalasHapus
  2. Bagus euy ceritanya, perasaan km lg kya yg dicerita ini din? Grr

    BalasHapus
  3. wah baguus. :D
    aura pantainya kerasa. deskripsinya keren. hehehe.

    btw. salam kenal. :)

    BalasHapus
  4. cieeeeee dini si penulis hahahapeu zz tp bagus din :) kembangkan mungkinnnnn

    BalasHapus